Senin, 09 April 2012

pengetahuan tentang tahu


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar.
Banyak pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan limbah, ditambah lagi menghasilkan nilai tambah. Padahal, limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu.
Seiring dengan berkembangnya era globalisasi maka diharapkan para pekerja di setiap industri dimana pun harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Karena itu setiap pekerja dituntut untuk selalu menjaga staminanya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kelelahan kerja adalah kelelahan yang terjadi pada manusia oleh karena pekerjaan yang dilakukannya.
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja sangat diperlukan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam melakukan proses produksi suatu pekerjaan, keselamatan kesehatan kerja itu harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik.
Bagi seorang pekerja di industri tahu, keselamatan kesehatan kerja sangat diperlukan, oleh karena itu setiap pekerja harus memperhatikan tata cara yang benar dalam melakukan proses pembuatan tahu, agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud dilingkungan pekerjaan. Oleh karena itu keselamatan kesehatan kerja didalam industri tahu sangat diperlukan.
Adapun definisi dari sektor informal adalah kegiatan ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
● Pola kegiatan tidak teratur, baik dalam waktu, modal dan penerimaan.
● Tidak tersentuh aturan dan ketentuan pemerintah.
● Modal, aturan dan perlengkapan maupun pemasukan kecil atas dasar hit harian.
● Tempat usaha tidak permanen dan tidak terpisah dari tempat tinggal.
● Tidak terikat dengan usaha lain.
● Dilakukan oleh golongan masyarakat yang berpendapan rendah.
● Tidak membutuhkan keahlian.

1.2 Rumusan Masalah 
● Mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan pada sektor industri tahu
● Mengetahui cara menanggulangi/mencegah terjadinya potensi bahaya pada industri tahu.

1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengganti Ujian Akhir Semester (UAS) genap dari mata kuliah  Hygiene Lingkungan Kerja, dan untuk memperluas pengetahuan tentang Penerapan Prinsip K3 pada Industri Tahu.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan
Industri sektor informal yang dijadikan bahan sample adalah industri tahu. Adapun alur atau prosedur kerja dari pembuatan tahu ini adalah sebagai berikut :
a. Pilih kedelai yang bersih, kemudian dicuci;
b. Rendam dalam air bersih selama 8 jam (paling sedikit 3 liter air untuk 1 kg
kedelai). Kedelai akan mengembang jika direndam;
c. Cuci berkali-kali kedelai yang telah direndam. Apabila kurang bersih maka
tahu yang dihasilkan akan cepat menjadi asam;
d. Tumbuk kedelai dan tambahkan air hangat sedikit demi sedikit hingga berbentuk bubur;
e. Masak bubur tersebut, jangan sampai mengental pada suhu 700 ~ 800C (ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil);
f. Saring bubur kedelai dan endapkan airnya dengan menggunakan batu tahu (Kalsium Sulfat = CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diadauk perlahan-lahan.
g. Cetak dan pres endapan tersebut.







Adapun potensi bahaya dan akibat yang dapat dihasilkan yaitu :
Potensi bahaya dan akibatnya
1.      a.  Bagian kerja              : Bahan (kedelei) yang telah dipilih
b.  Potensi bahaya          : sikap kerja, cara kerja.
c.  Akibat yang timbul   : cepat lelah, nyeri punggung, keseleo pada tangan,
                                         gangguan aktivitas dan  konsentrasi.
  
2.      a. Bagian kerja               : Dilakukan pembersihan (bahan dibersihkan/dicuci).
b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja.
c. Akibat yang timbul    :  nyeri punggung, dan cepat lelah, pegal-pegal.

3.      a. Bagian kerja               : Penggilingan
b. Potensi bahaya           : bau, sikap kerja, cara kerja, dan debu.
c. Akibat yang timbul    : pegal-pegal, nyeri punggung, dan cepat lelah, bising

4.      a. Bagian kerja                : Bahan dimasak (di rebus). 
b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja, dan bau
c. Akibat yang timbul    : cepat lelah, pegal-pegal, nyeri punggung

5.      a. Bagian kerja               : Dilakukan penyaringan
b. Potensi bahaya           : sikap kerja, cara kerja,
c. Akibat yang timbul    : cepat lelah, nyeri pungggung.

7.   a. Bagian kerja               : Dicetak
      b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja
      c. Akibat yang timbul    : konsentrasi, cepat lelah, nyeri punggung

8.   a. Bagian kerja                : Di dinginkan
      b. Potensi bahaya            : sikap kerja, cara kerja
      c. Akibat yang timbul     : cepat lelah, nyeri punggung

9.   a. Bagian kerja                : Menjadi bahan baku (siap dijadikan bahan makanan)
      b. Potensi bahaya            : cara kerja, cepat lelah
      c. Akibat yang timbul     : nyeri punggung

2.2 Tahap Evaluasi (Pengukuran)
Pada tahap Evaluasi dilakukan pengukuran terhadap faktor-faktor yang membahayakan kesehatan pada pada industri tahu.Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pengukuran dengan maksud mengetahui tingkat bahaya dari suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja (PAK), dan kecelakaan akibat kerja (KAK).
Adapun Faktor-faktor yang membahayakan kesehatan pada Industri Tahu, yaitu :
§         Faktor Kimia
Faktor kimia yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu Debu pada saat penggilingan dan  uap yang dihasilkan pada saat kedelai tersebut dimasak dan kemudian terdapat endapan.
§         Faktor Fisik
Faktor fisik yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu Kebisingan yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan kedelai tersebut.Suhu, Getaran, Penerangan, dan Kelembaban.
▪    Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang membahayakan kesehatan pada gangguan sikap kerja dan cara kerja.
§         Faktor Biologi
Faktor biologi yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu Pada Golongan tumbuhan dan hewan.
§         Faktor Psikis
Faktor psikis yang dapat membahayakan kesehatan pada Industri Tahu yaitu: suasana kerja dan hubungan antara sesama pekerja.


Dari hasil pengukuran faktor-faktor lingkungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada sector industri tahu para pekerja sering terpapar oleh kebisingan, dan suhu pada faktor fisik. Pada faktor kimia para pekerja sering terpapar oleh debu dan uap, dan juga sering mengalami gangguan terhadap sikap kerja dan cara kerja yaitu pada faktor fisiologis. Adapun gangguan pada faktor biologi maupun pada faktor mental psikologi, para pekerja mengaku tidak penah mengalaminya atau tidak terpapar.

2.3 Pengawasan
Dari hasil pengukuran faktor lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya, dan setelah mengetahui penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) yang dapat ditimbulkan, maka dapa diketahui cara pencegahan atau upaya-upaya pada potensi bahaya yang ditimbulkan. Adapun pencegahan atau upaya yang dapat dilakukan yaitu :
● Kebisingan yaitu dengan cara mengurangi kebisingan dengan memisahkan tempat pengolahan dan mengatur waktu pengolahannya.
● Debu yaitu pada para pekerja yang bertugas mengolah tahu tersebut harus wajib menggunakan masker agar dapat terlindung dan tidak terpapar secara langsung oleh debu, dan harus memperbanyak minum air mineral (air putih).
● Panas yaitu pemasangan ventilasi yang jarak jangan terlalu dekat, posisi searah masuknya angin.
● Cara kerja dan sikap kerja yaitu harus berlatihan otot dan harus ergonomic (duduk, berdiri dan istirahat).
● Kecelakaan yaitu harus dilakukan sesuai prosedur, harus selalu berhati-hati dalam segala hal.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
§         Industri tahu merupakan salah satu industri informal. Adapun potensi bahaya pada sektor industri tahu dapat diukur dengan menggunakan faktor-faktor lingkungan.
§         Keselamatan kesehatan kerja sangat penting dalam industri tahu
§         Pada industri tahu harus selalu memperhatikan prosedur yang benar tentang keselamatan kesehatan kerjanya.
§         Pada industri tahu selalu mengutamakan keselamatan kesehatan kerjanya.


3.2 Saran
Hendaknya dalam setiap melakukan pekerjaan selalu memperhatikan dan mengutamakan keselamatan kesehatan kerja baik, pada pekerja itu sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya karena hal tersebut sangat berpengaruh. Para pekerja hendaknya selalu berkonsentrasi dan berhati-hati dalam bekerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, sedangkan kepada para pemimpin atau pemilik industri tersebut untuk selalu memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya dan selalu memperhatikan pekerjanya (bawahan) serta tidak lupa juga untuk memberi alat pelindung diri (APD) dan memberikan jaminan kesehatan.







DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, wiwik.2009.Materi Perkuliahan Hygiene Lingkungan Kerja Semester 4.FKM UNCEN.Jayapura
Wawancara pekerja industri tahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar