BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tahu
adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari oleh
orang Indonesia.
Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah
cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan
limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini
memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan
baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber
penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan
estetika lingkungan sekitar.
Banyak
pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses
pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah
cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan
limbah, ditambah lagi menghasilkan nilai tambah. Padahal, limbah cair pabrik
tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang memiliki potensi untuk
menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung
50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa dijadikan sebagai pengganti
minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi
biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan
tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar
pada proses pembuatan tahu.
Seiring
dengan berkembangnya era globalisasi maka diharapkan para pekerja di setiap
industri dimana pun harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Karena itu
setiap pekerja dituntut untuk selalu menjaga staminanya untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kelelahan kerja adalah kelelahan yang
terjadi pada manusia oleh karena pekerjaan yang dilakukannya.
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang
tenaga kerja sangat diperlukan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam
melakukan proses produksi suatu pekerjaan, keselamatan kesehatan kerja itu
harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam
pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik.
Bagi seorang pekerja di industri tahu,
keselamatan kesehatan kerja sangat diperlukan, oleh karena itu setiap pekerja
harus memperhatikan tata cara yang benar dalam melakukan proses pembuatan tahu,
agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud dilingkungan pekerjaan. Oleh karena
itu keselamatan kesehatan kerja didalam industri tahu sangat diperlukan.
Adapun
definisi dari sektor informal adalah kegiatan ekonomi tradisional yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
● Pola
kegiatan tidak teratur, baik dalam waktu, modal dan penerimaan.
● Tidak
tersentuh aturan dan ketentuan pemerintah.
● Modal,
aturan dan perlengkapan maupun pemasukan kecil atas dasar hit harian.
● Tempat
usaha tidak permanen dan tidak terpisah dari tempat tinggal.
● Tidak
terikat dengan usaha lain.
● Dilakukan
oleh golongan masyarakat yang berpendapan rendah.
● Tidak
membutuhkan keahlian.
1.2
Rumusan Masalah
● Mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan pada sektor
industri tahu
● Mengetahui cara menanggulangi/mencegah terjadinya
potensi bahaya pada industri tahu.
1.3 Tujuan
Masalah
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengganti
Ujian Akhir Semester (UAS) genap dari mata kuliah Hygiene Lingkungan Kerja, dan untuk memperluas
pengetahuan tentang Penerapan Prinsip K3 pada Industri Tahu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengenalan
Industri
sektor informal yang dijadikan bahan sample adalah industri tahu. Adapun alur
atau prosedur kerja dari pembuatan tahu ini adalah sebagai berikut :
a. Pilih kedelai yang bersih, kemudian dicuci;
b. Rendam dalam air bersih selama 8 jam (paling
sedikit 3 liter air untuk 1 kg
kedelai). Kedelai akan
mengembang jika direndam;
c. Cuci berkali-kali kedelai yang telah
direndam. Apabila kurang bersih maka
tahu yang dihasilkan akan
cepat menjadi asam;
d. Tumbuk kedelai dan tambahkan air hangat
sedikit demi sedikit hingga berbentuk bubur;
e.
Masak bubur tersebut, jangan sampai mengental pada suhu 700 ~
800C
(ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil);
f.
Saring bubur kedelai dan endapkan airnya dengan menggunakan batu tahu (Kalsium
Sulfat = CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1
liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diadauk perlahan-lahan.
g. Cetak dan pres endapan tersebut.
Adapun potensi bahaya dan akibat yang
dapat dihasilkan yaitu :
Potensi bahaya dan akibatnya
1. a. Bagian kerja : Bahan (kedelei) yang telah
dipilih
b. Potensi
bahaya : sikap kerja, cara
kerja.
c. Akibat yang
timbul : cepat lelah, nyeri punggung, keseleo
pada tangan,
gangguan aktivitas dan konsentrasi.
2. a.
Bagian kerja : Dilakukan
pembersihan (bahan dibersihkan/dicuci).
b. Potensi bahaya
: cara kerja, sikap kerja.
c. Akibat yang timbul
: nyeri punggung, dan cepat
lelah, pegal-pegal.
3. a.
Bagian kerja : Penggilingan
b. Potensi bahaya
: bau, sikap kerja, cara kerja, dan debu.
c. Akibat yang timbul
: pegal-pegal, nyeri punggung, dan cepat lelah, bising
4. a.
Bagian kerja : Bahan
dimasak (di rebus).
b. Potensi bahaya
: cara kerja, sikap kerja, dan bau
c. Akibat yang timbul
: cepat lelah, pegal-pegal, nyeri punggung
5. a.
Bagian kerja : Dilakukan
penyaringan
b. Potensi bahaya
: sikap kerja, cara kerja,
c. Akibat yang timbul
: cepat lelah, nyeri pungggung.
7. a.
Bagian kerja : Dicetak
b.
Potensi bahaya : cara kerja, sikap kerja
c.
Akibat yang timbul : konsentrasi, cepat
lelah, nyeri punggung
8. a.
Bagian kerja : Di dinginkan
b.
Potensi bahaya : sikap kerja, cara kerja
c.
Akibat yang timbul : cepat lelah,
nyeri punggung
9. a.
Bagian kerja : Menjadi bahan baku (siap dijadikan bahan makanan)
b.
Potensi bahaya : cara kerja, cepat lelah
c.
Akibat yang timbul : nyeri punggung
2.2 Tahap
Evaluasi (Pengukuran)
Pada tahap Evaluasi dilakukan pengukuran terhadap
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan pada pada industri tahu.Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara pengukuran dengan maksud mengetahui tingkat bahaya
dari suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul, sehingga dapat menimbulkan
terjadinya penyakit akibat kerja (PAK), dan kecelakaan akibat kerja (KAK).
Adapun Faktor-faktor yang membahayakan kesehatan pada
Industri Tahu, yaitu :
§
Faktor
Kimia
Faktor kimia yang membahayakan kesehatan pada proses
Industri Tahu yaitu Debu pada saat
penggilingan dan uap yang dihasilkan pada saat kedelai
tersebut dimasak dan kemudian terdapat endapan.
§
Faktor
Fisik
Faktor fisik yang membahayakan kesehatan pada proses
Industri Tahu yaitu Kebisingan yang
ditimbulkan pada saat proses penggilingan kedelai tersebut.Suhu, Getaran,
Penerangan, dan Kelembaban.
▪ Faktor
Fisiologis
Faktor fisiologis yang membahayakan kesehatan pada
gangguan sikap kerja dan cara kerja.
§
Faktor
Biologi
Faktor biologi yang membahayakan kesehatan pada proses
Industri Tahu yaitu Pada Golongan tumbuhan dan hewan.
§
Faktor
Psikis
Faktor psikis yang dapat membahayakan kesehatan pada Industri
Tahu yaitu: suasana kerja dan hubungan antara sesama pekerja.
Dari
hasil pengukuran faktor-faktor lingkungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
sector industri tahu para pekerja sering terpapar oleh kebisingan, dan suhu pada
faktor fisik. Pada faktor kimia para pekerja sering terpapar oleh debu dan uap,
dan juga sering mengalami gangguan terhadap sikap kerja dan cara kerja yaitu
pada faktor fisiologis. Adapun gangguan pada faktor biologi maupun pada faktor
mental psikologi, para pekerja mengaku tidak penah mengalaminya atau tidak
terpapar.
2.3
Pengawasan
Dari
hasil pengukuran faktor lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya, dan setelah
mengetahui penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) yang
dapat ditimbulkan, maka dapa diketahui cara pencegahan atau upaya-upaya pada
potensi bahaya yang ditimbulkan. Adapun pencegahan atau upaya yang dapat
dilakukan yaitu :
● Kebisingan yaitu dengan cara mengurangi
kebisingan dengan memisahkan tempat pengolahan dan mengatur waktu
pengolahannya.
● Debu yaitu pada para pekerja yang bertugas
mengolah tahu tersebut harus wajib menggunakan masker agar dapat terlindung dan
tidak terpapar secara langsung oleh debu, dan harus memperbanyak minum air
mineral (air putih).
● Panas yaitu pemasangan ventilasi yang jarak
jangan terlalu dekat, posisi searah masuknya angin.
● Cara kerja dan sikap kerja yaitu harus
berlatihan otot dan harus ergonomic (duduk, berdiri dan istirahat).
● Kecelakaan yaitu harus dilakukan sesuai
prosedur, harus selalu berhati-hati dalam segala hal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
§
Industri
tahu merupakan salah satu industri informal. Adapun potensi bahaya pada sektor
industri tahu dapat diukur dengan menggunakan faktor-faktor lingkungan.
§
Keselamatan
kesehatan kerja sangat penting dalam industri tahu
§
Pada
industri tahu harus selalu memperhatikan prosedur yang benar tentang
keselamatan kesehatan kerjanya.
§
Pada
industri tahu selalu mengutamakan keselamatan kesehatan kerjanya.
3.2 Saran
Hendaknya dalam setiap melakukan pekerjaan selalu
memperhatikan dan mengutamakan keselamatan kesehatan kerja baik, pada pekerja
itu sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya karena hal tersebut sangat
berpengaruh. Para pekerja hendaknya selalu berkonsentrasi dan berhati-hati dalam
bekerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, sedangkan kepada
para pemimpin atau pemilik industri tersebut untuk selalu memperhatikan
faktor-faktor lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya dan selalu memperhatikan
pekerjanya (bawahan) serta tidak lupa juga untuk memberi alat pelindung diri
(APD) dan memberikan jaminan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyani, wiwik.2009.Materi
Perkuliahan Hygiene Lingkungan Kerja Semester 4.FKM UNCEN.Jayapura
Wawancara pekerja industri tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar