SEDIKIT TENTANG PARASETAMOL
Dari sekian banyak obat anti pilek semuanya mengandung satu
unsur utama, yaitu Parasetamol
(paracetamol) atau Asetaminofen. Parasetamol sebenarnya sudah
ditemukan sekitar 1880 saat ilmuwan bekerja mencari penanggulangan malaria,
namun penemuan tersebut masih diabaikan. Parasetamol adalah
obat pereda demam dan nyeri yang paling banyak dipergunakan. Senyawa ini
dikenal dengan nama lain asetaminofen, merupakan senyawa metabolit aktif
fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) seperti
halnya fenasetin.
Senyawa
berkhasiat obat ini, tidak seperti obat pereda nyeri lainnya (aspirin dan
ibuprofen), tidak digolongkan ke dalam obat anti inflamasi non steroid
(NSAID) karena memiliki khasiat anti inflamasi yang relatif kecil.
Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati demam,
sakit kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyawa ini bila dikombinasikan dengan
obat anti inflamasi non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid, dapat
digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah.
Parasetamol relatif
aman digunakan, namun pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Risiko
kerusakan hati ini diperparah apabila pasien juga meminum alkohol. Penelitian
pada tahun 2008 membuktikan bahwa pemberian parasetamol pada usia bayi dapat
meningkatkan risiko terjadinya asma pada usia kanak-kanak
(1,2,3).
Hingga kini, paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk
sediaan, tablet chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus
untuk bayi dan anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala
demam, nyeri, dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena
imunisasi dan pertumbuhan gigi.
Selama bertahun-tahun digunakan, informasi tentang cara kerja parasetamol dalam tubuh belum sepenuhnya diketahui dengan jelas hingga pada tahun 2006 dipublikasikan dalam salah satu jurnal Bertolini A, et. al dengan topik Parasetamaol : New Vistas of An Old Drug, mengenai aksi pereda nyeri dari parasetamol ini. Ternyata di dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas tak langsung reseptor canabinoid CB1. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang, parasetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat membentuk N-arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai zat endogenous cababinoid. Adanya N-arachidonoylfenolamin ini meningkatkan kadar canabinoid endogen dalam tubuh, disamping juga menghambat enzim siklooksigenase yang memproduksi prostaglandin dalam otak. Karena efek canabino-mimetik inilah terkadang parasetamol digunakan secara berlebihan.
Paracetamol sebernarnya jarang memberi efek samping yang serius apabila digunakan sesuai dengan petunjuk. Beberapa isu yangmenyebutkan bahwa obat ini terkait dengan asma pada anak-anak juga belum terbukti secara klinis. Hanya kadang obat ini bisa menimbulkan ruam atau gatal-gatal pada beberapa orang tertentu. Penggunaan yang berlebihan dan dalam jangka panjang perlu diwaspadai karena bisa memicu kerusakan hati. Perlu diperhatikan juga beberapa tanda overdosis dari parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah, lemas dan keringat berlebih.
Paracetamol termasuk aman dikonsumsi tanpa efek candu seperti
obat narkotika. Untuk orang dewasa umumnya dosis dikonsumsi sebesar 500mg, bisa
dilihat pada komposisi berbagai merek obat pilek kandungan Asetaminofen ini
antara 400-600mg selain kandungan lain dalam kadar rendah, tergantung merek
obatnya. Meskipun aman jangan mengkonsumsi Parasetamol lebih dari 5 gram
dalam sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol, malah bisa menyebabkan
kerusakan liver!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar